Friday, April 22, 2011

surat dari posmen

bismillah,

Kriiiing, kriiiiing,kriiiiing , pak pos lewat tepat di depan sekumpulan akhawat yang sedang LIQO’ ( ngaji ), tiba-tiba pak pos menghampiri mereka.


“Assalamu’alaikum”

“Waa’alaikumussalam” jawab akhwat serempak

“Afwan, ukhti… ini ada surat untuk mujahidah” kata pak pos

“Ooooh… syukron pak”

“Ya.. afwan” jawab pak pos singkat, sesingkat beliau mampir ke tempat itu.

“Assalamu’alaikum” pamit pak pos.

“Wa’alaikum salam” jawab jilbaber serempak. Tak sabaran mereka pun membuka surat yang baru saja di terimanya. Sebuah amplop berwarna pink di sobek, lalu seorang murobbiyah pun membacanya, dan mutarobbbiyah khusyu mendengarkannya.

“ Assalamu’alaikum warahmatullahi wabaraktuh “ seuntai kata dari surat itu mulai di baca.

“Wa’alaikum salam warahmatullahi wabaraktuhu” jawab jilbaber lagi-lagi kompak.

“Ukhti… yang di nantikan syurga “ satu persatu murobbiyah mulai mengalirkan kata-kata surat yang di bacanya.

Ukhti…Besarnya kerudungmu tidak menjamin sama dengan besarnya semangat jihadmu menuju ridho tuhanmu,mungkinkah besarnya kerudungmu hanya digunakan sebagai fashion atau gaya jaman sekarang, atau mungkin kerudungbesarmu hanya di jadikan alat perangkap busuk supaya mendapatkan ikhwan yang di idamkan bahkan bisa jadi kierudung besarmu hanya akan dijadikan sebagai identitasmu saja, supaya bisa mendapat gelar akhwat dan di kagumi oleh banyak ikhwan.

Ukhti…tertutupnya tubuhmu tidak menjamin bisa menutupi aib saudaramu,keluargamu bahkan diri antum sendiri, coba perhatikan sekejap saja,apakah aib saudaramu, teman dekatmu bahkan keluargamu sendiri sudah tertutupi, bukankah kebiasaan buruk seorang perempuan selalu terulang dengan tanpa di sadari melalui ocehan-ocehan kecil sudah membekas semua aib keluargamu, aib sudaramu, bahkan aib teman dekatmu melalui lisan manis mu

Ukhti…lembutnya suaramu mungkin selembut sutra bahkan lebih dari pada itu, tapi akankah kelembutan suara antum sama dengan lembutnya kasihmu pada sauadaramu, pada anak-anak jalanan, pada fakir miskin dan pada semua orang yang menginginkan kelembutan dan kasih sayangmu.

Ukhti…lembutnya parasmu tak menjamin selembut hatimu, akankah hatimu selembut salju yang mudah meleleh dan mudah terketuk ketika melihat segerombolan anak-anak palestina terlihat gigih berjuang dengan berani menaruhkan jiwa dan raga bahkan nyawa sekali pun dengan tetes darah terakhir, akankah selembut itu hatimu ataukah sebaliknya hatimu sekeras batu yang ogah dan cuek melihat ketertindasan orang lain.

Ukhti…Rajinnya tilawahmu tak menjamin serajin dengan shalat malammu,mungkinkah malam-malammu di lewati dengan rasa rindu menuju tuanmu dengan bangun di tengah malam dan di temani dengan butiran-butiran airmata yang jatuh ke tempat sujud mu serta lantunan tilawah yang tak henti-hentinya berucap membuat setan terbirit-birit lari ketakutan,atau sebaliknya, malammu selalu di selimuti dengan tebalnya selimut setan dan di nina bobokan dengan mimpi-mimpi jorokmu bahkan lupa kapanbangun shalat subuh.

Ukhti…Cerdasnya dirimu tak menjamin bisa mencerdaskan sesama saudaramu dan keluargamu, mungkinkah temanmu bisa ikut bergembira menikmati ilmu-ilmunya seperti yang entum dapatkan, ataukah antum tidak peduli sama sekali akan kecerdasan temanmu, saudaramu bahkan keluargamu,sehingga membiarkannya begitu saja sampai mereka jatuh ke dalam lubangyang snagat mengerikan yaitu maksiat.

Ukhti…cantiknya wajahmu tidak menjamin kecantikan hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan diri antum sendiri, pernahkah antum menyadari bahwa kecantikan yang antum punya hanya titipan ketika muda, apakah sudah tujuh puluh tahun kedepan antum masih terlihat cantik,jangan-jangan kecantikanmu hanya di jadikan perangkap jahat supaya bisa menaklukan hati ikhwan dengan senyuman-senyuman busukmu.

Ukhti…tundukan pandanganmu yang katuh ke bumi tidak menjamin samadengan tundukan semangatmu untuk berani menundukan musuh-musuhmu,terlalu banyak musuh yang akan antum hadapi mulai dari musuh-musuh islam sampai musuh hawa nafsu pribadimu yang selalu haus dan lapar terhadap perbuatan jahatmu.

Ukhti…tajamnya tatapanmu yang menusuk hati, menggoda jiwa tidak menjamin sama dengan tajamnya kepekaan dirimu teerhad apa warga sesamamu yang tertindas di palestina, pernahkah antum menangis ketika mujhaid-mujahidah kecil tertembak mati, atau dengan cuek membiarkan begitu saja, pernahkah antum merasakan bagaimana rasanya berjihad yang di lakukan oleh para mujahidah-mujahidah teladan.

Ukhti…lirikan mamatamu yang menggetarkan jiwa tidak menjamin dapat menggetarkan hati saudaramu yang senang bermaksiat, coba antum perhatikan dunia sekelilingmu masih banyak teman,saudara bahkan keluarga antum sendiri belum merasakan manisnya islam dan iman mereka belum merasakan apa yang antum rasakan, bisa jadi salah satu dari keluargamu masih gemar bermaksiat, berpakaian seksi dan berperilaku binatang yang tak karuan, sanggupkah antum menggetarkan hati-hati mereka supaya mereka bisa merasakan sama apa yang kamu rasakan yaitu betapa lezatnya hidup dalam kemulyaan islam.

Ukhti…tebalnya kerudungmu tidak menjamin setebal imanmu pada sang khalolikmu, antum adalah salah satu sasaran setan durjana yang selalu mengintai dari semua penjuru mulai dari depan belakang atas bawah semua setan mengintaimu, imanmu dalam bahaya, hatimu dalam ancaman,tidak akan lama lagi imanmu akan terobrak abrik oleh tipuan setan jika imanmu tidak betul-betul di jaga olehmu, banyak cara yang harus antum lakukan mulai dari diri sendiri, dari yang paling kecil dan seharusnyadi lakukan sejak dari sekarang, kapan lagi coba….

Ukhti…Putihnya kulitmu tidak menjamin seputih hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan keluargamu sendiri, masihkah hatimu terpelihara dari berbagai penyakit yang merugikan seperti riya dan sombong, pernahkah antum membanggakan diri ketika kesuksesan dakwah telah di raih dan merasa diri paling wah, merasa diri paling aktif,bahkan merasa diri paling cerdas di tas rata-rasat akhwat yang lain,sesombong itukah hatimu, lalu di manakah beningnya hatimu, dan putihnya cintamu.

Ukhti…rajinnya ngajimu tidak menjamin serajin infakmu ke mesjid atau mushola, sadarkah antum kalo kotak-kotak nongkrong di masjid masihterliat kosong dan menghawatirkan, tidakkah antum memikirkan infaq sedikit saja, bahkan kalaupun infaq, kenapa uang yang paling kecil dan paling lusuh yang antum masukkan, maukah antum di beri rizki sepelit itu.

Ukhti…rutinnya halaqahmu tidak menjamin serutin puasa sunanah senin kamis yang antum laksanakan , kejujuran hati tidak bisa di bohongi,kadang semangat fisik begitu bergelora untuk di laksanakan tapi, semangat ruhani tanpa di sadari turun drastic, puasa yaumul bith pun terlupakan apalagi puasa senin kamis yang di rasakan terlalu sering dalam seminggu, separah itukah hati antum, makanan fisik yang antum pikirkan dan ternyata ruhiyah pun butuh stok makanan, kita tidak pernah memikirkan bagaimana akibatnya kalau ruhiyah kurang gizi

Ukhti…manisnya senyummu tak menjamin semanis rasa kasihmu terhadap sesamamu, kadang sikap ketusmu terlalu banyak mengecewakan orang sepanjang jalan yang antum lewati, sikap ramahmu pada orang antum temui sangat jarang terlihat, bahkan selalu dan selalu terlihat cuex dan menyebalkan, kalau itu kenyataannya bagaimana orang lain akan simpati terhadap komunitas dakwah yang memerlukan banyak kader, ingat!!! Dakwahtidak memerlukan antum tapi… antumlah yang memerlukan dakwah, kitas emua memrlukan dakwah

Ukhti…rajinnya shalat malammu tidak menjamin keistiqomahan seperti rosulullah sebagai panutanmu.

Ukhti…ramahnya sikapmu tidak menjamin seramah sikapmu terhadap sang kholikmu, masihkah antum senang bermanjaan dengan tuhanmu dengan shalat duhamu, shalat malammu?

Ukhti…dirimu bagaikan kuntum bunga yang mulai merekah dan mewangi,akankah nama harummu di sia-siakan begitu saja dan atau sanggupkah antum ketika sang mujahid akan segara menghampirimu.

Ukhti…masih ingatkah antum terhadap pepatah yang masih teringiang sampai saat ini bahwa akhwat yang baik hanya untuk ikhwan yang baik,jadi siap-siaplah sang syuhada akan menjemputmu di pelaminan hijaumu.

Ukhti…Baik buruk parasmu bukanlah) satu-satunya jaminan akan sukses masuk dalam surga rabbmu.Maka, tidak usah berbangga diri dengan parasmu yang molek, tapi berbanggalah ketika iman dan taqwamu sudah betul-betul terasa dan terbukti dalam hidup sehari-harimu.

Ukhti…muhasabah yang antum lakukan masihkah terlihat rutin dengan menghitung-hitung kejelekan dan kebusukan kelakuan antum yang dilakukan siang hari, atau bahkan kata muhasabah itu sudah tidak terlintas lagi dalam hatimu, sungguh lupa dan sirna tidak ingat sedikitpun apa yang harus di lakukan sebelum tidur, antum tidur mendengkur begitu saja dan tidak pernah kenal apa itu muhasabah sampai kapan akhlak busuk mu di lupakan, kenapa muhasabah tidak di jadikan sebagai moment untuk perbaikan diri bukankah akhwat yang hanya akan mendapatkan ikhwah yang baik.

Ukhti…pernahkah antum bercita-cita ingin mendapatkan suami ikhwan yang ideal, wajah yang manis, badan yang kekar, dengan langkah tegap dan pasti, bukankah apa yang antum pikirkan sama dengan yang ikhwan pikirkan yaitu ingin mencari istri yang solehah dan seorang mujahidah, kenapa tidak dari sekarang antum mempersiapkan diri menjadiseorangan mujahidah yang solehah

Ukhti…apakah kebiasaan buruk wanita lain masih ada dan hinggap dalam diri antum,seperti bersikap pemalas dan tak punya tujuan atau lama-lama nonton tv yang tidak karuan dan hanya kan mengeraskan hati sampai lupa waktu, lupa bantu 0rang tua, kapan akan menjadi anak yang biru walidain, kalau memang itu terjadi jadi sampai kapan, mulai kapan antum akan mendapat gelar mujahidah atau akhwat solehah.

Ukhti…apakah pandanganmu sudah terpelihara, atau pura-pura nunduk ketika melihat seorang ikhwan dan terlepas dari itu matamu kembali jelalatan layaknya mata harimau mencari mangsa, atau tundukan pandangannmu hanya menjadi alasan belaka karena merasa berkerudung besar

Ukhti… hatimu di jendela dunia, dirimu menjadi pusat perhatian semua orang, sanggupkah antum menjaga izzah yang antum punya, atau sebaliknya antum bersikap acuh tak acuh terhadap penilaian orang lain dan hal itu akan merusak citra akhwat yang laing, kadang orang lain akan mempunyai persepsi di sama ratakan antara akhwat yang satu dengan akhwat yang lain, jadi kalo antum sendiri membuat kebobrokan akhlak maka akan merusak citra akhwat yang lain.

Ukhti…dirimu menjadi dambaan semua orang, karena yakinlah preman sekalipun, bahkan brandal sekalipun tidak menginginkan istri yang akhlaknya bobrok tapi semua orang menginginkan istri yang solehah,siapkah antum sekarang menjadi istri solehah yang selalu didamba-dambakan oleh semua orang?

Selesai membaca, tak terasa murobbiyah dan mutarobbiyah punmengeluarkan butiran-butiran halus dari matanya, mereka menangis,meratapi dan muhasabah bersama dalam liqo’atnya….


Mudah2an bermanfaat..

salin tampal dari arraqaiq.

p/s:kalau ada bahasa yang saya boleh wajibkan untuk adik2 saya belajar, bahasa-bahasa itu adalah:
arab fushah, bahasa indonesia, dan english. mengikut turutan ini :)
saya juga masih terkial2.

Saturday, April 16, 2011

mengalir

sepertimana rasa-rasa yang lain, perasaan nan satu itu sifatnya mengalir. perasaan yang mana akan menentukan hidup mati kita di jalan ini. perasaan yang banyak mengugah jiwa dan raga, hingga terkadang air mata tak segan melurut pipi. perasaan itu, indah. ianya tak dipunyai ramai orang biarpun mereka mengisytiharkan diri bekerja bersama kita di jalan ini. perasaan itu kamu tahu kan apa dia?


dengan perasaan itu aku hidup. aku rasakan begitu bernyawa sekali. biarpun masa tu tengah dasyat berperang dengan jahiliah dan study, aku masih merasakan panas di situ. ya. sesuatu yang panas dan membahang di hati. bagaikan ada suatu mengalir indah yang menghidupkan aku


aku tak pasti inikah dia halawatul iman. nanti orang kata pandai-pandai perasan sendiri pula. tapi seriusly korang. sepanjang hampir bertahun-tahun tarbiyyah mengisi ruang hati, membenam jahiliah hingga segan nak bangkit lagi, inilah kali pertama aku seperti nampak...jalan selebihnya yang dulu kabur. perasaan ini berbeza dengan perasaan masa dapat IPK, SH atau GF dulu. perasaan ini lebih dari sedar. lebih serius. dan lebih mendalam. hingga aku menjadi perindu setia menanti hadirnya kembali saat ianya hilang tiba-tiba dek kesibukan aku melayan hal hal lain.


sekarang jalan sebenar dah terbentang. luas. jelas. tiada apa yang menghalang penglihatan aku lagi. perasaan aku juga sedar. bahkan lebih lagi. seperti tekad dan azam akhirnya bergumpal menjadi satu dan merasuk bermaharaja lela di hati


hingga....


aku melihat sosok pengadil itu melangkah longlai dan memanjat pentas sambil jarinya mengambil letak yang sesuai di picu pistol. lantas aku menjeling kiri dan kanan. aku lihat mereka bagaikan singa di lorong masing-masing menanti penuh debar. tangan begitu cermat diletakkan pada sempadan garisan putih. lalu muka diangkat ke depan. zap! terasa sesuatu kepanasan yang mengalir pada liang-liang darahku melihatkan muka mereka laksana satria yang penuh kerinduan menantikan sesuatu di hujung lorong. dari raut mereka, aku merasakan keazaman yang bergelombang hebat!


dan saat tembakan dilepaskan, bunyinya mengejutkan aku dan mereka dari cangkung yang beku. maka bermulalah epik larian yang tiada penghujung. derapan langkah yang beribu-ribu terasa gagah! laju dan tangkas tapi amat cermat.


dan mata-mata itu
masih dalam menyimpan kerinduan pada Sang Robbi
bismillah,

"Jika kita diuji Tuhan melalui apa yang kita dakwahkan, itu tandanya Allah sedang mengingatkan kita dalam usaha kita mengingatkan manusia"

( Ustaz Pahrol Muhammad Juoi)

Wednesday, April 13, 2011

Tarbiyah Dzatiyah

BismillaahirRahmaanirRaheem...

Assalamu'alaikum...

Selawat & salam atas junjungan besar Nabi Muhammad SAW...


April 13, 2011 blog ini secara rasminya akan lebih diwarnai dengan tulisan Ratu Semut. Ahlan wa Sahlan diucapkan kepada semua yang sudi membaca.


Kenapa baru sekarang ye?

Kenapa Ratu Semut?

hehee..ni citer kemudian lah kot... :)


Tarbiyah Dzatiyah

Sekadar ingin berkongsi satu point menarik dalam buku Tarbiyah Dzatiyah. Buku karangan Ust. Solkihin Abu 'Izzuddin ini telah dipinjamkan oleh seseorang (ke seekor??) dari species semut juga; kerengga.. :)

Imam Syahid Hassan Al-Banna pernah berkata,

فاقد الشئ لا يعطيه
"Orang yang tidak punya sesuatu tidak mampu untuk memberinya"


Bila difikir-fikir, memang apa yang dikatakan oleh Hasaan Al-Banna itu selaras dengan logic
akal. Mana mungkin kita mampu bagi seseorang sesuatu yang kita sendiri pon tidak ada.

Saya suka memetik contoh yang diberi Ust. Solikhin dalam bukunya; Tarbiyah Dzatiyah,

"Bagaimana mungkin seseorang dapat memberi kebaikan pada sesamanya kalau ia sendiri jauh dari kebaikan?"

"Bagaimana seseorang dapat menolong orang yang tenggelam kalau dia sendiri tak mampu berenang?"

Haa, lihat di situ kan... Kita bukan saja tak dapat selamatkan orang yang yang tenggelam tu kalau kita sendiri pon tak pandai berenang, malahan yang lebih teruknya lagi kita sendiri mungkin akan terkorban sama kan..



Oleh itu, saya menyeru diri saya sendiri dan anda semua untuk sama-sama kita membentuk diri kita ke arah pribadi muslim kaffah. Dalam ke-eageran (rosak bahasa oii) kita menyeru orang lain, jangan lupakan diri kita. Saya akhiri tulisan ini dengan mengambil kata-kata yang cukup popular dari Sheikh Mustapaha Masyur,

أصلح نفسك وادع غيرك
"Perbaikilah diri kamu DAN serulah orang lain"



Semoga bermanfaat. :)
Sekian, wassalam.